29 Salsabila Febriana N.A - Kelas 8.4 - Lalat, Kupu-kupu dan seekor Katak
Lalat, Kupu-kupu dan seekor Katak
Di suatu hari, ada seekor lalat yang sedang melamun di atas pohon. Kupu-kupu yang kebetulan lewat tidak sengaja melihat lalat dengan tatapan heran, karena sang lalat tidak biasanya melamun seperti itu. Lalu kupu-kupu pun menghampiri sang lalat dan bertanya " Wahai lalat, mengapa kau melamun seperti itu? Apakah kau sedang ada masalah? "
Sang lalat hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan si kupu-kupu. Melihat sikap lalat, akhirnya kupu-kupu pun berkata " Ayolah lalat, ceritakan saja masalahmu itu kepadaku. Mungkin setelah mendengar ceritamu, aku bisa memberi sebuah masukan kepadamu ". Akhirnya sang lalatpun menyerah dan menceritakan masalahnya kepada si kupu-kupu, " Sebenarnya aku sedang bersedih, karena kedua orangtuaku..." . " Memangnya siapa sahabatmu itu? " tanya si kupu-kupu lagi. Namun, lagi-lagi sang lalat hanya terdiam dan tiba-tiba saja lalat menangis dengan kerasnya.
Betapa kagetnya si kupu-kupu. Ia bertambah penasaran dengan masalah yang sedang dialami lalat. Tetapi, ia tidak bisa memaksa lalat untuk bercerita kepadanya sebelum ia sendiri yang memutuskan. Akhirnya kupu-kupu pun hanya diam dan menunggu sang lalat bercerita " Sebenarnya sudah beberapa minggu ini aku berteman dengan si katak. Dia sangat baik kepadaku bahkan kepada kedua orangtuaku juga. Maka dari itu, aku menganggapnya sebagai sahabatku. Namun seminggu terakhir, ia sangat aneh. Sikapnya yang awalnya sangat baik dan ramah, tiba-tiba saja berubah menjadi pemarah. Kukira itu semua karena ia sedang mempunyai masalah, namun ternyata dugaanku itu salah. Kemarin pagi, ia mengundang ku beserta kedua orangtuaku ke rumahnya, namun tiba-tiba saja aku mendapat tugas dadakan dan akhirnya hanya orangtuaku saja yang pergi. " kata lalat tiba-tiba.
" Setelah urusanku selesai, orangtuaku belum juga pulang dan aku memutuskan untuk menyusul mereka. Namun, sesampainya di sana, betapa terkejutnya aku melihat secara langsung kedua orangtuaku dimakan oleh sahabatku sendiri, yaitu si katak. Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena aku datang terlambat.. Aku terlambat menyelamatkan kedua orangtuaku.." lanjut sang lalat.
Kupu-kupu yang sudah mendengar penjelasan sang lalat ikut bersedih. Tetapi, kupu-kupu tidak ingin menambah kesedihan sang lalat. " Sudahlah lalat, itu semua bukan salahmu. Kurasa kedua orangtuamu akan bahagia di alam sana. Dan mungkin perbuatan katak memang keterlaluan, namun jangan pernah sesekali mencoba untuk balas dendam padanya. Biarkanlah ia mendapat hukuman dengan sendirinya, karena kejahatan akan dibalas dengan kejahatan juga ".
Tiga hari kemudian, saat lalat dan kupu-kupu sedang berjalan-jalan di sekitar sungai, mereka melihat ada seorang manusia menangkap si katak. Kelihatannya mereka akan menjadikan katak sebagai bahan percobaan. Mereka ingin menyelamatkan si katak, namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena ukuran tubuh mereka yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan manusia. Sekarang lalat sudah tahu, bahwa apa yang dikatakan kupu-kupu tiga hari yang lalu itu benar. Ia tidak perlu membalas perbuatan katak, karena cepat atau lambat katak akan mendapat balasan atas apa yang telah diperbuatnya.
0 komentar:
Posting Komentar