Sapa Guru!

Selamat datang di laman tempat belajar bahasa Indonesia untuk kelas VIII SMP Negeri 3 Malang, di sini kalian akan belajar bersama kami selama 4 bulan ke depan atau bisa lebih. Semoga kita bisa saling bekerjasama, terimakasih!

Materi Belajar

Kita akan belajar tengtang; 1. Teks Fabel (Lihat) 2. Teks Biografi (Lihat) 3. Teks Prosedur (Lihat) pada semester gasal di tahun 2016 ini. Semoga kita bisa berhasil dalam belajar, amin. Khusus Kelas 8.1, Kelas 8.2, Kelas 8.3, Kelas 8.4 dan Kelas 8.5 serta umum

24 Raditya Baswara - Kelas VIII 4 - Kisah Ulat dan Burung

Tema : Kesombongan
                     

                      Kisah Ulat dan Burung

 Oleh : Raditya Baswara / 24 / VIII 4

Pada suatu hari, hiduplah sebuah koloni ulat yang mendiami sebuah pohon. Mereka hidup bersama – sama dengan prinsip saling tolong menolong antar sesama individu. Di suatu pagi datanglah seekor burung yang bernama Doni, awalnya kedua jenis hewan ini salin tolong menolong, namun Doni yang merasa paling besar mulai berbuat sewena wena dan mengambil serta mencuri makanan yang sudah ulat kumpulkan. Koloni ulat tau akan hal ini, tetapi mereka tidak berani untuk melawan, karena sang burung berkata “Aku akan memangsa kalian apabila kalian tidak mau menurut kepadaku!..., WA.. HA.. HA.. “ disertai suara terkekek nya. Ada satu ulat yang bernama Monmon yang tidak tahan akan melihat perbuatan si bunrung dan akan berjanji untuk membalasnya.
Di suatu pagi, si Monmon melihat sahabat nya, si Budi, pamit untuk mencari makanan. Monmon menawari bantuan pada Budi, namaun budi bersikeras ingin mencari makanan sendiri, Monmon pun menaggapinya. Ketika menjelang malam Monmon sangat khawathir, pasalnya sahabat karibnya itu tak kunjung pulang, ia menceritakan ke keluarga nya tentang hilangnya si Budi. Pemimpin ulat akhirnya mengambil tindakan, yakni mengirim 2 ulat terkuatnya untuk mencari Budi. Setelah 2 hari, Budi maupun ulat yang mencarinya tak kunjung pulang, semua warga menjadi resah “Apa yang terjadi pada mereka ?”, “Apakah mereka dimangsa??”. Rudi yang memiliki rasa keadilan yang tinggi tidak terima teman, keluarga dan warga – warga lain merasa resah. Ia memberanikan diri untuk pergi ke dasar hutan dan mencari mereka, warga – warga lain sudah menahannya agar tidak pergi sendiri an, tetapi apa daya Monmon tetap pergi untuk mencari sahabatnya itu. Ketika sudah lama mencari Ia menjadi capek dan memutuskan beristirahat di bawah pohon yang rindang, ia mendengar ada seekor hewan yang sedang makan sesuatu, rasa penasarannya membuat ia memberanikan diri untuk melihat apa yang terjadi. Ketika ia berhasil melihatnya, ia terkejut setengah mati, karena yang dilihatnya ialah Doni yang sedang memangsa sahabat karibnya beserta ke 2 ulat yang mencari Budi, ia hampir tidak mempercayai nya, butuh waktu beberapa menit hinga Monmon mengetahui apa yang terjadi. Ia pulang dengan menangis hingga air matanya kering, ia segera menceritakan hal tersebut kepada warga – warga lain dengan terisak – isak. Semua nya tercengang dan tidak bisa berkata kata, sang pemimpin mengambil tindakan  tegas, ia memanggil Fikri, seekor ulat bulu yang bulunya sangat mengatalkan. Bangsa ulat ingin membuat si burung jera dan meyesali perbuatannya.
Keesokan harinya, Monmon mengajak Doni si burung untuk membantunya membawa makanan ke atas pohon. Burung yang rakus tersebut langsung mengiyakan dan menghayal akan memakan ulat yang gemuk dan sehat. Ketika si Monmon hendak membawa, dibelakangnya sudah ada Doni yang siap memangsa, ketika saat itulah Fikri si ulat bulu keluar dari persembunyiannya dan menyerang Doni, Doni segera memuntahkan Monmon dan memangsa si ulat bulu, Monmon membatin Yeah... kau terkena perangkapku”. Burung yang awalnya bangga dapat mengsa matanya jadi membelalak, pasalnya di dalam mulut nya ia merasakan gatal yang tidak tertahan, Fikri pun dimuntahkan nya. Si burung berkata                                “ Mengapa kalian tega kepadaku?..” , “YA!!, SEPERTI KAMU YANG TELAH MEMANGSA SAHABATKUU!!!...” bentak si Monmon. Namun Monmon sendiri tidak tega melihat seekor heewan menderita, akhirnya ia memberikan penawarnya kepada Doni, si Doni pun menjadi sehat kembali.
Doni pun segera bertengger pada salah satu batang pohon, wajahnya datar dengan pandangan kosong serta dipenuhi dengan rasa menyesal telah memangsa Budi, teman Monmon. Ia pun meminta maaf kepada seluruh warga koloni ulat dan berjajnji tidak akan menapakkan kaki di pohon itu lagi. Doni pun pergi dari area tersebut, seluruh warga desa sekarang menjadi tenang dan tentram karena saudah tau burung yang berbahaya tersebut sudah pergi.
                     
                        ***TAMAT***




0 komentar:

Posting Komentar